BRIGHT PEOPLE

Image

Bill Clinton, R.A. Kartini, Stevie Wonder, Albert Einstein. Nama-nama tersebut sangat akrab bagi kita. Mengapa demikian? Mereka adalah segelintir “Bright People”, orang yang bermanfaat dan berpengaruh bagi kehidupan orang banyak. Sebagai contoh, lihatlah Stevie Wonder yang walaupun seorang tuna netra, tetapi dia sanggup berprestasi, menciptakan karya musik yang indah untuk menghibur masyarakat, sehingga perbuatannya itu menjadi inspirasi bagi orang lain.

Begitu juga dalam sebuah organisasi atau perusahaan, harus memiliki sumber daya manusia yang bermanfaat bagi organisasi itu sendiri dan bagi orang-orang disekitarnya. Keberadaan Bright People dapat meningkatkan kinerja orang-orang di sekitarnya dan memotivasi mereka untuk memberikan manfaat kepada orang lainnya lagi. Dengan begitu, organisasi akan menjadi produktif dan bermanfaat bagi masyarakat.

Untuk menjadi Bright People, seseorang harus memiliki :

1. Paradigm (mindset) yang senantiasa berpikir positif dan senang hati.

2. Competency (kemampuan) yang berupa :

  • Kemampuan intelektual, yaitu ilmu pengetahuan dan keterampilan.
  • Kemempuan spiritual, meliputi kecerdasan emosional dan spiritual.
  • Talent, yaitu berbekal semangat, tekad, dan kemauan keras (passion)

3. Behaviours (perilaku), seseorang dapat memberikan manfaat ataupun pengaruh positif pada orang lain dengan cara memberi (giving) melalui :

  • Memberi contoh dan inspirasi. Bila orang lain menilai bahwa kita telah berperilaku baik, maka mereka akan meneladani apa yang telah kita lakukan.
  • Memberi motivasi yang dapat menumbuhkan rasa percaya dan harga diri orang lain. Sehingga membuat orang lain sadar akan potensi mereka.
  • Mampu membuat seseorang untuk memberi manfaat kepada orang lain lagi.

Kebahagiaan dan kesuksesan sesungguhnya adalah apabila kita dapat bermanfaat bagi orang lain. Seperti dalam hadist :خير الناس أنفعهم للناس
Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”

 

MARKETING AND SALES

Banyak orang yang salah mengartikan kata “marketing” dan “sales”. Atau bahkan menganggap kedua kata tersebut memiliki arti dan fungsi yang sama. Namun sebenarnya “marketing” dan “sales” berbeda.

Dalam bahasa inggris, marketing berarti pemasaran. marketing adalah keseluruhan sistem dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan produk, menetapkan harga, mempromosikan produk, dan mendistribusikan barang yang bertujuan untuk memuaskan konsumen. Dalam strategi marketing, para marketer atau pemasar selalu menjaga brand image product. Sehingga konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk karena sudah mengetahui kualitas produk dan image brand produk tersebut.

Sedangkan sales, artinya adalah penjualan. Sales merupakan kegiatan yang hanya fokus pada menjual produk, dan bertujuan untuk meningkatkan penjualan produk saja. Strategi sales adalah tidak mementingkan untuk menjaga image brand produk, namun yang terpenting bagi mereka adalah menawarkan kepada pasar dengan cara menginformasikan kelebihan produk, agar konsumen tertarik dan membeli produknya. Dan yang lebih menarik lagi adalah salesman tidak pernah memikirkan apakah konsumen terpuaskan atau tidak. Yang terpenting adalah produknya laku terjual dan target penjualan yang ditetapkan perusahaan terpenuhi.

Ada beberapa perusahaan yang menjadikan sales sebagai bagian dari marketing, namun tetap membedakan tugas kerja mereka. Marketing fokus pada perencanaan strategi pemasaran produk yang sesuai dengan 4P atau marketing mix, yaitu:

  1. Product
    Menentukan produk/jasa yang akan ditawarkan ke pasar.
  2. Price
    Menentukan harga produk. Cara yang umum digunakan adalah dengan menggunakan patokan hitungan biaya produk tersebut dari awal disiapkan hingga siap jual.
  3. Placement
    Menentukan lokasi yang tepat agar produk yang akan ditawarkan mudah ditemukan oleh target pasar yang dituju.
  4. Promotion
    Bagaimana suatu produk akan dikenalkan ke pasar agar pelanggan tergerak untuk membelinya.Salah satu cara berpromosi efektif adalah dengan iklan. Untuk mendapatkan efektifitas beriklan sebaiknya dilakukan pemilihan media iklan yang benar-benar cocok dengan karakter target pasar dari produk.

Sales akan mulai bekerja setelah perencanaan strategi pemasaran produk siap dijalankan. Jadi bisa dibilang marketing merupakan tim yang menyusun strategi pemasarannya, sedangkan sales merupakan tim pelaksananya.

Image

Perbedaan sales dan marketing lainnya adalah, bahwa hubungan sales dengan konsumen hanya sampai proses transaksi jual beli, setelah itu sales tidak bertanggung jawab lagi menjaga hubungan baik dengan konsumen. Sedangkan hubungan marketing dan konsumen harus tetap terjaga dari mulai sebelum transaksi, sampai setelah transaksi untuk menjaga loyalitas pelanggan.

Sebuah perusahaan tidak akan berhasil memenangkan persaingan pasar jika hanya mengandalkan sales. Dan sales tidak akan tercipta dengan baik jika tanpa didukung dengan strategi marketing yang baik. Setiap perusahaan bisa melakukan penjualan, namun belum tentu setiap perusahaan mampu merencanakan strategi pemasaran yang mampu memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumennya.

Entrepreneur said, “Let’s Rich Together With A Simple Way!”

Image

Segala sesuatu yang berlebihan, umumnya tidak baik dan akan terkesan rumit di mata masyarakat. Sedangkan sesuatu yang kurang, tidak akan mampu memenuhi kebutuhan. Oleh sebab itu, masyarakat pada umumnya lebih menyukai dan memilih hal-hal yang bersifat sederhana yang lebih mudah diterima oleh akal dan panca indera.

Kesederhanaan bukan berarti pas-pasan atau hanya seadanya. Tapi sederhana di sini, memiliki arti serba pas atau sesuai dengan kebutuhan. Bahkan Leonardo da Vinci berkata, “Simplicity is the ultimate sophistication” atau jika diartikan dalam Bahasa Indonesia, “Kesederhanaan adalah kecanggihan yang tertinggi”.

Sebuah ide sederhana, jika diolah dengan serius dan profesional akan menghasilkan produk yang bernilai. Nilai suatu produk dapat diukur dengan harga. Harga merupakan cerminan kualitas produk tersebut. Produk dengan harga yang lebih tinggi, umumnya memiliki kualitas yang lebih baik. Penentuan harga disesuaikan dengan segmentasi pasar. Segmentasi pasar dapat dilihat dari berbagai aspek, misalnya daya beli masyarakat dan kebutuhan masyarakat. Jika menjual barang mahal di kalangan masyarakat yang daya belinya rendah, maka barang tersebut tidak akan laku karena tidak ada yang sanggup membayar.

Dengan pola pikir wirausaha yang kreatif, kita dapat mengemas ide sederhana menjadi produk yang dapat menimbulkan efek-efek positif pada konsumen. Efek-efek positif ini dapat berupa rasa nyaman, senang, bangga, dan puas karena konsumen merasa kebutuhannya telah terpenuhi oleh produk yang kita hasilkan. Oleh karena itu, produk tersebut mendapat penilaian dan penghargaan yang tinggi dari para konsumennya. Hal tersebut dapat diartikan sebagai kesuksesan usaha, dan keuntungan usaha pun meningkat.

Saya pernah menulis dalam posting saya terdahulu “MIND OF AN ENTERPRENEUR “, bahwa wirausaha dianggap sebagai pahlawan. Hal ini dikarenakan wirausaha tidak mementingkan keuntungan bagi dirinya sendiri. Wirausaha sejati akan mengajak anggota dalam organisasi bisnisnya untuk sukses bersama. Wirausaha sejati akan menumbuhkan mental wirausaha pada anggota organisasi bisnisnya. Sehingga para anggotanya dapat belajar mandiri untuk mendirikan dan memajukan usaha baru bagi dirinya. Jika wirausaha dapat menjalankan fungsi edukasinya dengan baik, maka perekonomian masyarakat akan meningkat, bahkan jumlah pengangguran pun dapat berkurang. Oleh sebab itu kewirausahaan dikatakan sebagai perekonomian berbasis kemasyarakatan.

IDEA + SWOT

Image

Ketika pencemaran lingkungan semakin parah hingga menyebabkan terjadinya bencana global warming seperti saat ini, masyarakat baru menyadari akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Setelah merasakan bencana-bencana yang terjadi akibat global warming, masyarakat mulai berpikir mengenai solusi terbaik untuk menyelamatkan bumi. Maka munculah gagasan-gagasan brilian untuk mengatasi masalah kerusakan lingkungan tersebut. Pemerintah dan masyarakat giat menjalankan kegiatan-kegiatan ramah lingkungan seperti pengadaan car free day dan penghijauan.

Dari sudut pandang kewirausahaan, kita dapat melihat adanya peluang usaha dalam fenomena ini. Banyak orang yang berkreasi membuat produk baru yang berbahan baku sampah unorganik yang menumpuk karena tidak bisa diurai oleh alam. Dengan demikian, tak heran jika produk-produk ramah lingkungan menjadi trend di kalangan masyarakat, mulai dari produk recycle sederhana hingga produk hemat energi berteknologi tinggi.

Dengan berpikir kreatif dan inovatif, kita dapat mengolah (me-recycle) sampah unorganik menjadi barang baru dengan penampilan dan fungsi yang juga baru. Sulaplah produk tersebut hingga memiliki daya tarik dan keunikan tersendiri. Tentunya produk recycle ini harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat agar dapat dijual di pasaran dan mendatangkan keuntungan.

Sebelum memasarkan produk recycle tersebut, perlu dilakukan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) guna memastikan apakah produk tersebut akan diminati konsumen dan laku dipasaran. Dengan analisa ini kita mengkaji faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan dari produk) dan eksternal (lingkungan produk) yang mendukung maupun yang tidak mendukung produk. Sehingga kita dapat memprediksi bagaimana posisi produk kita dalam pasar.

Aplikasi dari analisa SWOT ini adalah:

  • Bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan dari peluang (opportinities) yang ada.
  • Bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada.
  • Bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada.
  • Bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu menimbulkan ancaman.

Analisis SWOT merupakan alat yang tepat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai ide-ide kita serta potensinya. Dengan bantuan analisis SWOT, kita dapat menetapkan strategi dan solusi terhadap masalah-masalah yang mungkin akan kita hadapi.

Image.

KREATIVITAS DAN INOVASI DALAM KEWIRAUSAHAAN

Kita pasti pernah terbentur masalah dalam menjalani hidup, khususnya dalam dunia wirausaha. Lalu bagaimana reaksi kita ketika berhadapan dengan masalah-masalah tersebut? Hal pertama yang pasti kita lakukan adalah berpikir. Karena segala bentuk tindakan dan kebijakan yang kita lakukan sebagai solusi terhadap masalah tersebut merupakan hasil dari proses berpikir. Baik atau tidaknya solusi yang dihasilkan, tergantung dengan bagaimana cara kita berpikir.

Ada 3 tahapan cara berpikir dalam menghadapi masalah:

  1. Analytical ThinkingCara berpikir seperti ini membutuhkan ketelitian, akurasi, dan fokus untuk mengurai masalah yang sedang dihadapi menjadi lebih detail.
  2. Conceptual ThinkingCara berpikir seperti ini membutuhkan banyak pengalaman yang beragam, informasi, dan kreativitas untuk mencari solusi atas masalah yang sedang dihadapi.
  3. Strategic ThinkingCara perpikir seperti ini membutuhkan inovasi untuk mensiasati organisasi bisnis kita agar terhindar dari berbagai macam masalah di masa yang akan datang.

Seorang entrepreneur atau wirausahawan harus mampu berpikir pada tahap Strategic Thinking agar mampu membawa organisasi bisnisnya ke arah kesuksesan. Kreativitas dan inovasi merupakan senjata ampuh para wirausahawan dalam berperang di dunia bisnis. Oleh karena itu, harus diasah setajam mungkin.

.Image

Strategic thinking dapat diasah dengan cara menganalisa kondisi lingkungan dalam segala aspek untuk mendeteksi adanya masalah. Setelah itu, hadapilah masalah tersebut dengan berpikir mengenai solusinya. Kemudian dengan berpikir kreatif dan inovatif, seorang entrepreneur akan mampu menemukan solusi sekaligus menciptakan peluang bisnis baru bagi dirinya.

Misalnya, seorang entrepreneur yang melihat tumpukan barang-barang yang telah berkurang/habis nilai gunanya, akan mengolah barang-barang tersebut dengan kreativitas dan inovasi tinggi menjadi barang baru dengan bentuk dan fungsi yang berbeda dari yang sebelumnya. Seperti kata Albert Einstein “The secret of creativity is knowing how to hide your sources” Sehingga barang baru tersebut akan memiliki nilai jual yang dapat menghasilkan keuntungan ekonomi.

Memang tidak mudah untuk berpikir kreatif dan inovatif, namun dengan bantuan mental kompetitif (tidak mau kalah) sebagai sumber penggeraknya, tanpa disadari pun kita akan berpikir kreatif dan inovatif. Mental kompetitif dalam diri kita akan mampu mendorong diri kita sendiri untuk berpikir lebih dari yang orang lain pikirkan, bertindak lebih dari yang orang lain lakukan, dan menghasilkan lebih dari yang orang lain hasilkan. Atau dengan kata lain, mental kompetitif mampu membuat kita selalu berusaha agar lebih unggul dari pada orang lain.

SOBAT (Semua Orang Bisa Hebat)

Image

Semua orang pasti ingin hidup makmur dan berkecukupan atau bisa diartikan sukses. Tetapi orang-orang yang berhasil meraih kesuksesan hanyalah orang-orang tang hebat. Lalu bagaimana caranya untuk menjadi orang yang hebat? Berikut merupakan tiga hal utama sebagai kunci yang harus dijunjung tinggi sebagai kunci utama untuk menjadi orang hebat:

  • Integritas

Keselarasan atau persatuan antara pikiran, perasaan, dan perbuatan. Jika kita memiliki sebuah gagasan, tetapi tidak berani mengimplementasikannya, maka akhirnya kita tak akan berbuat apa-apa sebagai perwujudan gagasan tersebut. Oleh karena itu kita tidak akan menjadi orang yang maju. Pikiran, perasaan, dan perbuatan kita harus senantiasa terarah pada satu tujuan yang jelas sehingga tak ada lagi keraguan untuk bertindak.

  • Komitmen

Mendedikasikan diri terhadap organisasi bisnis yang kita dirikan. Mampu menjalankan organisasi bisnisnya dengan kejujuran, loyalitas, tanggung jawab, serta kedisiplinan tinggi.

  • Mental Kaya (Abundance)

Senantiasa berpikir bagaimana caranya untuk menjadi orang kaya. Pola pikir seperti ini akan menjadi motivasi dalam berusaha dan membuat kita lebih peka terhadap lingkungan. Dengan begitu, kita akan lebih jeli melihat peluang-peluang dalam aspek ekonomi. Dimana ada manusia, disitu ada kebutuhan. Tugas kita hanyalah menyediakan berbagai barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat guna memperoleh keuntungan bagi diri kita sendiri.

Tetapi sayangnya ketiga hal tersebut belum membudaya di Indonesia. Jadi kita harus mempelajarinya sendiri. Setiap harinya kita harus berubah menjadi orang yang lebih baik. Semua superhero pun harus tampil beda dan berubah dulu sebelum melawan musuhnya. Maka kita juga harus berani berubah ke arah yang lebih baik untuk menghadapi pesaing-pesaing kita dalam dunia bisnis. Seperti kata Rhett Butler, “With enough courage, you can do without a reputation.” kita harus berani tampil beda 🙂

 

MIND OF AN ENTERPRENEUR

Image

Dewasa ini mencari pekerjaan bukanlah hal yang mudah. Persaingan memperebutkan lapangan pekerjaan sangatlah ketat. Para angkatan kerja harus memiliki faktor-faktor tertentu sebagai modal untuk bersaing memperebutkan lapangan pekerjaan yang tersedia. Faktor-faktor tersebut adalah:

  1. Kecakapan kognitif, dapat diperoleh melalui kegiatan akademik di perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya.
  2. Kecakapan perilaku (attitude), dapat diperoleh melalui pengalaman berorganisasi.
  3. Talenta

Sayangnya ketiga faktor tersebut belum cukup untuk menjamin anda mendapatkan posisi di suatu organisasi yang anda inginkan.

Tetapi tak perlu khawatir, masih banyak cara lain untuk mencapai kesuksesan berkarir guna memenuhi kebutuhan hidup. Salah satunya yaitu dengan cara berwirausaha. Wirausaha merupakan suatu kemampuan dan kebebasan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usaha.

Saat ini, orang yang berwirausaha dianggap sebagai pahlawan. Karena, selain mengurangi jumlah pesaing yang memperebutkan lapangan pekerjaan, wirausahawan juga mampu menciptakan lapangan kerja baru. Untuk menjadi wirausahawan, dibutuhkan beberapa hal seperti di bawah ini:

  • Keberanian menghadapi risiko dan ketidakpastian

“Berwirausaha bagaikan naik roller coaster” begitu kata dosen saya. Keadaan bisnis kita dapat berubah-ubah secara drastis dan tak terduga. Untuk menghadapi keadaan seperti ini, kita tidak boleh mudah menyerah ataupun cepat merasa puas akan pencapaian kita.

  • Mampu mengidentifikasi peluang-peluang dalam sistem ekonomi

Ada sebuah pepatah yang berbunyi, A pessimist sees the difficulty in every opportunity; an optimist sees the opportunity in every difficulty.” dari pepatah tersebut kita dapat belajar bahwa kita harus selalu optimis dalam melihat kondisi lingkungan pada aspek ekonomi yang meliputi kebutuhan, selera, daya beli masyarakat, dan lain sebagainya. Dengan sikap optimis, kita akan menemukan alternatif-alternatif terbaik untuk mengatasi segala masalah yang menghambat perkembangan usaha kita. Interaksi dengan masyarakat luas juga akan membuka pintu-pintu peluang baru.

  • Mampu menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (inovasi)

Untuk berinovasi, dibutuhkan kreativitas yang tinggi. Dengan begitu, kita dapat menambah nilai guna, nilai seni, bahkan nilai tukar suatu barang atau jasa. Tetapi kreativitas yang diterapkan tetap harus disesuaikan dengan selera dan kebutuhan masyarakat agar barang dan jasa yang kita produksi dapat bersaing di dalam pasar.